Friday, August 14, 2015 - , , , , 0 comments

Pergilah dengan ikhlasku

Tetiba gundahku menyeruak
Tampar semua pipi yang congkak
Hempaskan kesal yang membeludak
Sampai kesabaran iki semakin sesak

Aku kini tak mengenalmu
Siapa dirimu?
Rasanya aku pernah melihatmu..
Atau, hanya khayalanku?

Hemmh..
Temaram bintang yang beriringan
Seperti jutaan pasang mata kesaksian
Lalu sekejap hilang dari pandangan
Berganti kelam selimuti seluruh ruangan

Gundahku sudah temui batasnya
Saat ombak yang gemuruh tepikan suaranya
Kala mendung tak senada dengan warnanya
Hilangkan rima puisi dari bait baitnya

Aku sadar, aku salah..
Tapi hendaknya tak libatkan amarah
Keangkuhanmu terasa acuh..
Acuh.. Dari segala keluh

Jika sang pelangi tak ingin lagi berwarna
Maka hujan rasanya tak perlu tunjukkan hadirnya
Begitu juga sang mentari disana
Tak usah lagi biaskan cahayanya.

By: siuletbulu



Posted via Blogaway


Saturday, March 1, 2014 - , , 0 comments

Pesan ku, untuk mu..

Bahagiakah engkau sekarang..
tersenyumkah engkau sekarang..
tak rindukah engkau sekarang..
tak sepikah engkau sekarang..

Saturday, February 15, 2014 - , , 0 comments

Arti Cinta versi SiUletBulu

Cinta itu bukan yang membesarkan nama cemburu diantaarnya..
tapi yang bisa mengubah kata cemburu menjadi rasa rindu..
Bukan berkata "aku cemburu melihat siDia dengan siDia"
tapi, aku rindu saat siDia masih memberikan kasih sayangnya untukku..
selalu berprasangka baik meskipun mungkin terlihat bodoh dihadapah yang lain..
tapi, itulah cinta.. entah apa kata mereka tapi inilah ketulusan cinta yang kau miliki..
memang kadang sulit dimengerti..
Friday, February 14, 2014 - , , , , 0 comments

Awal yang indah, belum tentu akhir yang indah

Bukan awal yang menjanjikan
tapi kesetiaan yang membuktikan..

Pernah aku merasakan hal yang begitu berbeda dari biasanya. Mungkin saat itu aku belum bisa berpikir apa yang akan terjadi dihadapanku. Yang aku tahu  waktu itu adalah kebahagiaan sedang berjalan menujuku, menghampiriku. Saat kata-kata yang keluar dari bibirmu, utarakan siapa namamu dan tak lama kemudian senyum menghiasi wajahmu. Aku tertunduk, bukan malu.. tapi takut. takut jika itu adalah salam perpisahan darimu. Hemmh.. Aku sedikit menghela nafasku dan kembali melihat kearahmu. ternyata ini nyata, lalu akupun membalas senyummu dengan senyum juga.

Tuesday, December 3, 2013 - , 0 comments

Tetaplah menjadi orang yang aku kenal


Mungkin saja aku tak setegar batu karang
atau sekuat sang ombak yang membentang di lautan
tapi ku bukan pecundang
yang biarkanmu merasakan rasa sakit terlalu lama

saat ku mulai dekat denganmu,
sesaat hati ini terasa begitu damai
tapi saat itu juga aku merasa takut
takut suatu saat dimana kau akan pergi
dan semakin jauh tinggalkanku sendiri
sungguh ku tak inginkan hal itu terjadi
dan aku lebih memilih tak mengenalmu lebih jauh
meski rasa yang tertahan ini takkan pernah hilang